Kamis, 03 Maret 2011

Indahnya Masa Kecil yg Tak tergantikan





Kalau melihat anak-anak kecil yang menghabiskan masa kecilnya di kota metropolitan ini. Hatiku begitu sedih. Betapa banyak masa-masa indah di waktu kecil itu tidak dapat mereka nikmati. Kepolosan yang benar-benar polos dari seorang anak kecil tergantikan oleh kedewasaan yang instan. Dalam artian kedewasaan yang terlampau dini, belum pada saat dan usianya. Kecerian mereka adalah kecerian yang tidak lepas bebas. Mungkin hanya sebagian kecil anak yang hidup di kota besar metropolitan bisa menikmati masa kecilnya karena faktor ekonomi yang mendukung. Tapi bagiku tetap saja mereka tidak bisa merasakan masa kecil yang begitu bebas dan menyatu dengan alam.
Waktu kecil aku bisa bebas mandi di sungai, main rakit dari batang bambu bersama teman-teman. Kita tertawa sambil menyelam cari kerang sungai. Selesai mandi kita makan bareng-bareng. Kejar-kejaran dan uber-uber layang-layang putus di padang rumput yang luas dan berlarian di pematang sawah. Memancing belut dan menangkap ikan di sawah yang berakhir dengan lempar-lempar lumpur bersama teman-teman. Teriak-teriak karena geli lihat pacet atau lintah nempel di betis dan paha.
Main perang-perangan di sekitar rumah yang banyak di tumbuhi pohon buah-buahan. Kita bisa memanjat pohon sebagai tempat persembunyian dan menembaki teman dari atas. Senjatanya juga buatan dari bambu kecil dan pelurunya dari buah semak. Dikala musim hujan kita suka mandi air hujan sambil berlarian seantero kampung kampung. Di waktu kemarau siang atau sore hari kita bisa tidur-tiduran di padang rumput atau di kebun belakang rumah sambil menatap langit dan melihat burung elang yang berputar-putar di angkasa, mengintai mangsanya. Kita suka meniru suara elang kemudian tertawa lepas karena ada suara diantara kita yang cempreng bunyinya dan itu lucu bagi kami.
Tapi bagaimana dengan anak – anak di kota besar metropolitan. Jangankan mancing belut atau berlarian di pematang sawah buat main bola atau layang –layang saja, mereka sudah tidak mempunyai lapangan. Semua tanah yang kosong sudah penuh di bangun gedung bertingkat. Tak jarang mereka harus main layangan di atas atap rumah atau main bola di gang. Bagi mereka tanggal 17 agustus sangat berarti , karena perayaan kemerdekan Indonesia merupakan kebebasan bagi mereka menggunakan jalan untuk bermain apa saja seharian tanpa harus cemas dengan kendaraan bermotor.
Mereka juga tidak bisa menikmati asyiknya bercanda di atas rakit sambil menyelam di sungai. Karena kali atau sungai yang ada di kota sudah menjadi tempat pembuangan sampah sehingga merubah warna dan bau air yang kurang sedap (busuk). Kondisi air sungai dan kali di kota besar metropolitan benar – benar sudah tercemar karena terlalu tingginya BOD-nya dari pada DO-nya akibat limbah domestik dan industri

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More